Rakyat inggris memilih keluar dari Uni Eropa. ©2016 Lintastoday
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani meyakini fenomena Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa tidak berdampak negatif terhadap investasi negara tersebut di Indonesia. Justru, hal ini menjadi peluang bagi Inggris untuk meningkatkan investasinya ke Indonesia.Menurutnya, Inggris bisa menjadikan Indonesia basis produksi untuk menjangkau pasar dunia. Terlebih Indonesia sudah punya perjanjian perdagangan dengan negara yang menjadi pasar utama seperti China dan India. Selain itu, Indonesia juga tengah mengupayakan free trade agreement (FTA) dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Selain itu, sejauh ini kebanyakan investasi Inggris di Indonesia bersifat langsung yang berjangka waktu panjang.
"Investasi langsung tergolong dalam investasi yang sifatnya untuk jangka panjang, sehingga sudah melalui pertimbangan-pertimbangan matang bahkan research terlebih dahulu. Jadi, kita tidak perlu khawatir langkah Inggris keluar dari Uni Eropa, karena tidak akan mempengaruhi kebijakan-kebijakan bisnis yang sudah ada," kata Franky dalam keterangan resminya, Senin (27/6).
Deputi Pengendalian Pelaksanaan BKPM Azhar Lubis menjelaskan BKPM akan mengintensifkan komunikasi dengan investor potensial terkait berbagai langkah reformasi yang dilakukan pemerintah di bidang investasi.
"Perwakilan BKPM di London dan tim marketing investasi kami untuk wilayah Eropa akan terus berkomunikasi dengan investor dari Inggris terkait peningkatan pelayanan investasi, deregulasi untuk iklim investasi yang ramah investor, pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas SDM tenaga kerja," jelas Azhar.
Inggris merupakan mitra utama investasi Indonesia. Sepanjang tahun 2010-2015, realisasi investasi Inggris ke Indonesia mencapai USD 4,8 miliar dan merupakan peringkat kedelapan negara dengan investasi terbesar. Sementara dari sisi komitmen investasi Inggris periode 2010-2015 mencapai USD 3,1 miliar.
Sedangkan, komitmen investasi Inggris ke Indonesia Januari-Mei 2016 USD 111 juta, tumbuh 517 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
0 comments: