Prabowo dapat kartu anggota NU, tak berarti didukung warga nahdliyin

Prabowo dapat kartu anggota NU, tak berarti didukung warga nahdliyin

Tuesday, 21 August 2018

Prabowo dapat kartu anggota NU, tak berarti didukung warga nahdliyin
Ilustrasi Pilkada. ©2015 Lintastoday
Said Aqil Siroj Institute (SAS Institute) angkat suara soal pemberian Kartu Nahdlatul Ulama (NU) kepada Capres Prabowo Subianto oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Menurutnya, kartu tersebut tak lantas menjadi tiket dukungan dari warga Nahdliyin, untuk pasangan Prabowo-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.

Direktur Eksekutif SAS Institute Imdadun Rahmat mengatakan, NU merupakan organisasi terbuka. Siapa saja bisa diterima sebagai anggota dan mendapatkan kartu NU selama memenuhi persyaratan yang tertuang di AD ART.

"Tapi menjadi anggota NU tidak lantas mendapat dukungan. Menjadi kader NU juga belum tentu mendapat dukungan politik," ujar Imdadun di Kantor SAS Institute, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (20/8).

Untuk mendapat dukungan politik dari warga NU, kata Imdadun, ada sejumlah syarat dan prasyarat yang harus dipenuhi. Antara lain, mendapat dukungan dari PBNU, tokoh-tokoh NU, dan kaum Nahdliyin.

"Mereka akan dilihat track record-nya, pandangan visi misinya sesuai atau tidak, dan ke depan ada kemanfaatan kemaslahatan atau tidak. Artinya mendapatkan kartu NU itu tidak privilege, tapi siapapun bisa," ucap Imdadun.

Sebelumnya, Prabowo-Sandiaga berkunjung ke Kantor PBNU pada Kamis 16 Agustus 2018. Keduanya disambut oleh Said Aqil Siroj.

Dalam kesempatan tersebut, Said mengatakan bahwa Prabowo sebentar lagi akan menjadi anggota NU. Sebab PBNU tengah mempersiapkan kartu NU untuk mantan Danjen Kopassus tersebut.

Sementara Sandiaga dikatakan telah memiliki kartu NU sejak tahun sebelumnya. Apalagi mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu disebut berada di lingkungan keluarga NU.
KOMENTAR. APA KOMENTAR ANDA?

Apa komentar dan tanggapan Anda dari berita di atas?

Emoticon