Ini jadwal upacara penutupan Asian Games 2018

Saturday 1 September 2018

Ini jadwal upacara penutupan Asian Games 2018
Asian Games 2018. ©2018 Lintastoday
Asian Games 2018 akan resmi berakhir 2 September 2018. Upacara penutupan bakal berlangsung meriah. Dijamin tak kalah dengan pembukaan yang sangat heboh 18 Agustus lalu.

Antusiasme masyarakat menyaksikan Asian Games 2018 sangat tinggi. Penjualan tiket laris manis. Cendera mata pun setali tiga uang. Cepat habis dan harus susah payah untuk mendapatkannya.

Secara prestasi, Indonesia juga sukses besar di Asian Games 2018. Kontingen Indonesia menempati urutan empat dengan meraih 30 emas. Indonesia sejauh ini mampu mengungguli Iran.

Upacara Penutupan bisa disaksikan live di SCTV, Indosiar dan OChannel pukul 19.00 WIB, tanggal 2 September mendatang.

Berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, tiket closing ceremony Asian Games 2018 sudah ludes terjual.

Sederet hiburan sudah disiapkan panitia. Tak hanya artis lokal, penyanyi luar negeri juga akan tampil di upacara penutupan Asian Games 2018.

Beberapa artis top yang akan turut memeriahkan antara lain Super Junior (Suju), iKon, Bunga Citra Lestari, Siti Badriah, Isyana Sarasvati, Denada, hingga Gigi.
Baca Selengkapnya »

Pemkot Batu bakal guyur bonus lima atlet Asian Games 2018 mereka

Pemkot Batu bakal guyur bonus lima atlet Asian Games 2018 mereka
Lima Atlet Paralayang Indonesia Disambut dengan meriah oleh Pemerintah Kota Batu
Pemerintah Kota Batu mengapresiasi raihan lima atlet mereka yang sukses menangguk prestasi pada ajang Asian Games 2018. Mereka berjanji bakal memberi guyuran bonus pada Jafro Megawanto dan kawan-kawan.

"Kami ingin mengapresiasi prestasi atlet-atlet kami," ujar Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso, Jumat (31/08).

"Mereka ini telah mengharumkan nama Indonesia dan juga Kota Batu. Karenanya, kami merasa wajib memberi apresiasi bagi anak-anak kami," sambungnya.

Menurut Punjul, pemberian bonus bagi para atlet berprestasi ini bukanlah yang pertama kali. Pemkot Batu, dalam peringatan ulang tahun mereka, selalu memberi apresiasi bagi warga mereka yang meraih prestasi.

"Jadi ini sudah hal yang rutin. Terlebih, anak-anak kami ini sudah mengharumkan nama Batu, juga Indonesia," tuturnya.

Namun, Punjul tak mau mengungkap wujud maupun besaran bonus yang bakal diberikan. Ia pun mengelak ketika ditanya apakah Pemkot Batu akan memberi keistimewaan bagi para atlet tersebut untuk menjadi pegawai negeri sipil.

"Itu rahasia. Biar jadi surprise buat mereka," ucapnya, sembari tertawa.

Dalam ajang Asian Games ini, ada lima orang atlet asal Kota Batu, yaitu: Jafro Megawanto, Rika Wijayanti, Ika Ayu Wulandari, Jony Effendi, dan Roni Pratama. Lima atlet ini terjun di cabang olahraga paralayang.

Raihan kelima Arek Batu tersebut pada ajang Asian Games 2018 sama sekali tak mengecewakan. Mereka mampu meraih dua medali emas, satu perak, dan tiga perunggu.

Sementara itu, sebagai bentuk apresiasi, selain memberi bonus, Pemerintah Kota Batu juga mengadakan pesta penyambutan bagi lima atlet mereka tersebut. Usai dijemput di Bandara Abdulrahman Saleh Kabupaten Malang oleh perwakilan Pemkot dan KONI, para atlet ini disambut oleh Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso, di pelataran Jatim Park 3.

Setelahnya, menggunakan mobil bak terbuka, mereka diarak menuju Balai Kota Batu, untuk kemudian disambut Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, dan jajaran forum pimpinan daerah Kota Batu.

Dalam pantauan Bola.net, sambutan masyarakat Kota Batu bagi lima pahlawan olahraga mereka ini sangat meriah. Di sepanjang jalan protokol yang dilewati rombongan atlet tersebut, warga masyarakat dan para siswa berjajar membawa bendera merah putih dan spanduk bertuliskan ucapan terima kasih dan selamat datang bagi para atlet tersebut.
Baca Selengkapnya »

Timnas basket putra Indonesia gagal bekuk Jepang di Asian Games 2018

Friday 31 August 2018

Timnas basket putra Indonesia gagal bekuk Jepang di Asian Games 2018
Jamarr Johnson. ©2018 Lintastoday/Inasgoc/Antara
Tim nasional basket putra Indonesia gagal menduduki peringkat ketujuh dalam Asian Games 2018. Tim besutan Fictor Roring ini dipaksa menyerah 66-84 oleh Jepang di Istora Senayan, Jumat (31/8).

Sebenarnya Indonesia mampu mengimbangi kekuatan Jepang di kuarter pertama dengan dimotori Jamarr Johnson. Indonesia hanya tertinggal setengah bola 20-21 di akhir kuarter pertama.

Jepang menjauh di kuarter dua setelah melesakkan 18 poin berbanding 12. Memasuki kuarter tiga, Indonesia bisa merapatkan jarak menjadi tiga poin saja.

Sayangnya momentum kebangkitan timnas tak berlanjut di kuarter empat. Jepang tampil cemerlang dan berhasil melesakkan 27 angka dan meredam Indonesia sehingga hanya memasukkan 12 poin.

Naoto Tsuji jadi bintang kemenangan Jepang. Dia menorehkan 29 poin, sedangkan di kubu Indonesia, Jamarr mengumpulkan poin terbanyak 23.

Kemenangan Jepang ini tak lepas dari keperkasaan dalam melakukan tembakan tiga angka. Total 16 kali tembakan tiga angka Jepang masuk, sedangkan Indonesia hanya membuat lima tembakan tiga angka.
Baca Selengkapnya »

Usai rebut perak, Lalu Muhammad Zohri langsung kembali ke Lombok

Usai rebut perak, Lalu Muhammad Zohri langsung kembali ke Lombok
Lalu Muhammad Zohri. ©2018 Lintastoday/Inasgoc/Antara
Usai merebut medali perak bersama tim lari estafet 4x100 meter putra di Asian Games 2018 pada Kamis (30/8), Lalu Muhammad Zohri mengaku segera kembali ke Lombok.

Medali perak ini direbut Zohri bersama Fadlin, Eko Rimbawan dan Bayu Kertanegara dengan catatan 38,77 detik, sementara emas direbut oleh Jepang dan perunggu direbut China.

Hasil ini sekaligus menandai berakhirnya perjuangan Zohri di Asian Games 2018. Dia mengaku ingin langsung pulang ke Lombok pada Jumat (31/8), tak sampai 24 jam usai meraih medali perak. "Saya langsung pulang besok (Jumat) ke Lombok. Naik penerbangan pertama ke sana," kata Zohri.

Zohri sudah lama tak pulang ke Lombok, tepatnya setelah mengikuti persiapan Asian Games 2018. Rasa rindunya kepada keluarga membuncah, apalagi saat ini keluarganya sedang mengungsi karena gempa yang mengguncang Lombok Utara beberapa waktu lalu.

Zohri mengaku kabar terkait gempa itu sempat membuat konsentrasinya pecah. Namun, keluarganya yang berada di pengungsian mampu menguatkan, sehingga dia bisa fokus berjuang di Asian Games 2018.

"Saya memang sedikit terganggu dengan berita itu. Kepikiran juga, sekarang keluarga masih mengungsi di gunung. Namun, mereka meyakinkan saya baik-baik saja dan agar fokus saja ke Asian Games 2018," pungkas Zohri.
Baca Selengkapnya »

Lalu Muhammad Zohri beber 'trik' agar tetap tenang saat rebut perak Asian Games

Lalu Muhammad Zohri beber 'trik' agar tetap tenang saat rebut perak Asian Games
Lalu Muhammad Zohri. ©2018 Lintastoday/Inasgoc/Antara
Atlet lari Indonesia, Lalu Muhammad Zohri mengaku sangat senang usai merebut medali perak dalam cabang olahraga atletik nomor tim estafet 4x100 meter di Asian Games 2018 pada Kamis (30/8) malam di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Kamis (30/8).

Zohri bersama Fadlin, Eko Rimbawan dan Bayu Kertanegara meraih medali perak setelah menjadi yang tercepat kedua, dengan catatan waktu 38,77 detik. Medali emas direbut tim estafet Jepang dan perunggu jadi milik China.

"Kami tentu saja merasa bangga dengan apa yang diraih. Kami ingin mengucapkan terima kasih banyak bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya warga NTB. Medali ini kami persembahkan untuk kalian," ujar Zohri.



Atlet berusia 18 tahun itu pun membeberkan "trik" yang ia lakukan agar tetap tenang saat berlaga. Ia mengaku membaca Surat Yasin sebelum dan selama berada di arena perlombaan.

"Baca doa. Sebelum dan selama saya masih berada di arena perlombaan, saya juga selalu membaca Surat Yasin. Itu untuk membuat diri saya tenang," ucap Zohri, saat ditanya salah satu kunci tetap fokus selama perlombaan.

Tak hanya medali perak, catatan waktu Lalu Muhammad Zohri dkk juga memecahkan rekor nasional. Mereka memecahkan rekor atas nama mereka sendiri, 39,03 detik yang diraih pada babak kualifikasi, Rabu (29/8/2018).

Raihan medali perak Asian Games 2018 juga menjadi sejarah baru. Itu merupakan medali perak pertama Indonesia dari nomor 4x100 meter setelah Asian Games 1966 alias 52 tahun silam.
Baca Selengkapnya »

Sama-sama rebut emas, Jonatan Christie ingin jadi 'The New Taufik Hidayat'

Sama-sama rebut emas, Jonatan Christie ingin jadi 'The New Taufik Hidayat'
Jonatan Christie. ©2018 Lintastoday/Inasgoc/Antara
Jonatan Christie seolah menjadi angin segar bagi bulutangkis Indonesia di Asian Games 2018. Atlet berusia 20 tahun ini sukses besar merebut medali emas usai mengalahkan wakil Chinese Taipei, Chou Tienchen di final pada Selasa (28/8) lalu, prestasi yang terakhir kali dicicipi tunggal putra Indonesia di Asian Games 2006 di Doha, Qatar.

Tunggal putra bulutangkis sejatinya tak mendapatkan beban dari pemerintah untuk menyumbang medali emas di Asian Games 2018. Target emas dari pemerintah justru ditujukan pada ganda putra, sedangkan target emas dari PB PBSI ditujukan untuk ganda putra dan ganda campuran.

Ternyata, Jonatan justru melampaui ekspektasi pemerintah dan PBSI, merebut emas usai mengalahkan Chou Tienchen 21-18, 20-22, 21-15 di final. Bagi Indonesia, ini adalah emas pertama tunggal putra yang diraih di Asian Games sejak 2006 lewat Taufik Hidayat. Jonatan yang baru berusia 20 tahun pun tak memungkiri dirinya ingin menjadi "The New Taufik".



"Semua pemain pasti mau jadi sosok idolanya. Siapa pun itu saya rasa itu adalah hal wajar. Tapi yang kita ingin bangkitkan kembali itu ya nama tunggal putra Indonesia. Setelah eranya Taufik Hidayat, ke sini-sini agak kurang," ujar Jonatan.

Hampir semua tunggal putra Indonesia menjadikan Taufik sebagai panutan. Di masa jayanya, banyak gelar yang telah dimenangkan Taufik. Beberapa di antaranya adalah Kejuaraan Dunia 2005, Olimpiade 2004, SEA Games, Asian Games, hingga Piala Thomas.Sayang, setelah Taufik pensiun, belum ada lagi sosok tunggal putra Indonesia yang mampu menjadi penerusnya.

Karenanya, dengan meraih emas Asian Games, Jonatan pun berharap bisa menjadi penerus Taufik. "Ini tugas juga buat saya, Anthony (Sinisuka Ginting), tim pelatih, PBSI, untuk bagaimana caranya kita dapat membangkitkan lagi nama tunggal putra," pungkas atlet yang akrab disapa "Jojo" ini.
Baca Selengkapnya »

Dapat perak, tim estafet Indonesia unggul di pertukaran tongkat

Dapat perak, tim estafet Indonesia unggul di pertukaran tongkat
Fadlin, Lalu Muhammad Zohri, Eko Rimbawan dan Bayu Kertanegara. ©AP Photo/Bernat Armangue
Tim estafet 4x100 meter putra sukses mempersembahkan medali perak dalam babak final Asian Games 2018 pada Kamis (30/8) malam. Sang pelatih, Eni Nuraini pun mengaku sangat terkesan pada performa anak-anak asuhannya, dan menyebut mereka unggul pada teknik pertukaran tongkat.

Dalam lomba tersebut tersebut, tim estafet Indonesia 4x100 meter putra diperkuat Fadlin sebagai pelari pertama, disambung Lalu Muhammad Zohri, Eko Rimbawan dan Bayu Kertanegara. Pada babak final tersebut, tim Indonesia berhasil finis dengan catatan waktu 38,77 detik.

Catatan waktu tersebut sudah cukup membuat mereka meraih perak, sementara emas diraih Jepang dengan catatan waktu 38,16 detik dan China mendulang perunggu. "Memang untuk mempersiapkan empat orang ini semua untuk menjadi satu, satu tujuan, tidak mudah. Jadi, pada setiap latihan, setiap hari, kami selalu berdiskusi," kata Eni.

"Terutama perpindahan tongkat dari pelari pertama ke dua, dari dua ke tiga, dan tiga ke empat apakah dengan jarak segitu sudah cocok atau belum. Di antara mereka juga bisa memperbaiki pertukaran tongkat itu. Memang rahasianya di estafet adalah pertukaran tongkat," lanjut Eni.

Sementara itu, Fadlin mengatakan kekompakan tim jadi kunci agar pertukaran tongkat berlangsung mulus. Faktor inilah yang harus terus diasah agar bisa percaya satu sama lain. "Strategi" ini pun ternyata terbayar, dan mereka sukses menggenapi perolehan medali Indonesia menjadi 90 medali.

"Kuncinya agar perpindahan tongkat mulus adalah kebersamaan tim dan juga kekompakan. Selain itu, kami satu sama lain juga sudah sama-sama paham keinginan teman. Selain itu, yang terpenting juga harus percaya satu sama lain," ucap Fadlin.

Medali perak ini menjadi yang kedua diraih Indonesia dari nomor estafet 4x100 meter sepanjang keikutsertaan di Asian Games. Terakhir, medali perak tersebut diraih pada Asian Games 1966 oleh Soepardi, Agus Sugiri, Bambang Wahjudi dan Jootje Pesak Oroh.
Baca Selengkapnya »

Sabet emas pencak silat, Wewey Wita sudah yakin menang sejak awal

Sabet emas pencak silat, Wewey Wita sudah yakin menang sejak awal
Wewey Wita. ©2018 Lintastoday/Inasgoc/Antara
Indonesia sukses berkuasa di cabang olahraga pencak silat Asian Games 2018. Cabor ini pun menjadi penyumbang medali terbanyak bagi Merah Putih. Total ada 15 medali, yang terdiri dari 14 emas dan satu perunggu. Tak percuma Indonesia memasukkan pencak silat sebagai salah satu cabor di Asian Games 2018, karena para pesilat memanfaatkannya dengan sangat baik.

Pada Senin (27/8), delapan emas yang diamankan para pesilat Indonesia di Padepokan Pencak Silat TMII. Tambahan enam emas didapat pada Rabu (29/8) dari kelas seni dan tarung. Emas terakhir dari pencak silat pun direbut Wewey Wita di kelas tarung putri 50-55 kg.

"Mungkin kalau saya pribadi ada energi tambahan karena bertanding di negara sendiri. Di rumah kita sendiri banyak sekali masyarakat yang mendoakan dan mendukung. Asian Games pun digelar berdekatan dengan Hari Kemerdekaan, jadi makin menambah semangat. Kami para pesilat termotivasi memberikan yang terbaik. Hal-hal tersebut kunci kami bisa sukses," ujar Wewey.



Untuk Wewey, ia dinobatkan sebagai peraih medali emas usai menang mutlak atas pesilat Vietnam, Tran Thi Them dengan skor 5-0. Bagi pesilat berusia 25 tahun itu, ini adalah peningkatan prestasinya setelah meraih emas SEA Games 2017.

"Wewey sangat bersyukur dan terima kasih untuk seluruh masyarakat Indonesia karena mendoakan dan mendukung saya. Ini semua untuk Indonesia. Akhirnya di Asian Games bisa memberikan yang terbaik. Sebenarnya sudah yakin menang. Kalau dibilang soal strategi, kan lawan juga sudah tahu teknik saya. Terpenting percaya dengan teknik yang dimiliki dan kebetulan juga semua orang datang mendukung. Itu jadi kekuatan untuk saya," Wewey menambahkan.

Perusahaan jasa aplikasi Grab sebagai sponsor resmi Asian Games 2018 memberi dukungan ke atlet-atlet Indonesia lewat program kampanye #CeritaKemenangan dan #KemenanganItuDekat. Kampanye ini mengajak rakyat Indonesia untuk memberikan dukungan kepada putra-putri bangsa yang tengah berlaga di ajang terbesar Asia.

Grab melibatkan tujuh legenda olahraga nasional, Tati Sumirah (bulutangkis), Ellyas Pical (tinju), Nico Thomas (tinju), Pascal Wimar (voli), Abdul Rojak (taekwondo), Sutiono (balap sepeda), dan Alex Pulalo ( sepak bola) dalam kegiatan torch relay. Sukses mereka di masa lalu diyakini akan jadi sumber inspirasi bagi atlet-atlet kita.

Kesuksesan yang diraih Wewey Wita menjadi sebuah kebanggaan bagi Grab dan juga rakyat Indonesia.
Baca Selengkapnya »

Jadwal pertandingan Indonesia di Asian Games 2018 hari ini, 31 Agustus

Jadwal pertandingan Indonesia di Asian Games 2018 hari ini, 31 Agustus
Asian Games 2018. ©2018 Lintastoday
Kontingen Indonesia akan kembali berlaga dalam Asian Games 2018 pada Jumat (31/8). Para atlet kebanggaan bangsa akan berusaha sekeras mungkin demi hasil terbaik dan menambah koleksi medali.

Terhitung sampai pada pukul 09.00 WIB pagi ini, Indonesia masih berada di peringkat keempat pada klasemen perolehan medali, dengan koleksi 90 medali yang 30 di antaranya merupakan medali emas.

Berikut jadwal pertandingan Kontingen Indonesia di Asian Games 2018 pada 31 Agustus.

JAKARTA

  • 09.00 WIB: Voli putri
  • 09.00 WIB: Sambo putra dan putri
  • 09.06 WIB: Judo putra dan putri
  • 09.30 WIB: Bridge putra, putri dan campuran
  • 10.00 WIB: Basket 5x5 putra dan putri
  • 10.20 WIB: Polo air putra
  • 11.36 WIB: Rugby-7 putra dan putri
  • 11.55 WIB: Loncat indah putra dan putri
  • 12.00 WIB: Layar putra dan putri
  • 11.00 WIB: Modern pentathlon putri
  • 14.00 WIB: Bisbol putra
  • 16.00 WIB: Tinju putra dan putri
  • 21.00 WIB: Balap sepeda trek putra dan putri


PALEMBANG

  • 07.30 WIB: Triathlon putri
  • 09.00 WIB: Kano/kayak sprint putra dan putri
  • 09.00 WIB: Soft tenis putra dan putri
  • 10.00 WIB: Sepak takraw putra dan putri
  • 14.00 WIB: Sepatu roda putra dan putri
Baca Selengkapnya »

Lima atlet Asian Games 2018 Kota Batu akan disambut khusus

Lima atlet Asian Games 2018 Kota Batu akan disambut khusus
Sukses lima orang atlet paralayang mereka dalam meraih medali pada ajang Asian Games 2018 mendapat apresiasi positif dari Pemerintah Kota Batu. Mereka bakal menggelar penyambutan bagi para pahlawan olahraga asal Batu.

Dalam ajang Asian Games 2018, ada lima orang atlet asal Batu yaitu: Jafro Megawanto, Rika Wijayanti, Ika Ayu Wulandari, Jony Effendi, dan Roni Pratama. Lima atlet ini terjun di cabang olahraga paralayang.

Raihan kelima Arek Batu tersebut pada ajang Asian Games 2018 sama sekali tak mengecewakan. Mereka mampu meraih dua medali emas, satu perak, dan tiga perunggu.

Sekretaris Umum KONI Kota Batu, Drs Mahfud, penyambutan lima atlet akan dilakukan di Bandar Udara Abdulrahman Saleh, Jumat (31/08) pukul 14.00. Usai seremoni pengalungan bunga oleh perwakilan KONI Kota Batu, mereka akan dibawa ke Kota Batu.

"Di Jatim Park 3, mereka akan disambut oleh Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso. Selanjutnya, para atlet diarak dengan mobil bak terbuka melewati jalan protokol menuju kampung mereka di wilayah Songgoriti," ujar Mahfud.

Mahfud melanjutkan, usai dari Songgoriti, Jafro Megawanto dan kawan-kawan akan kembali diarak. Mereka akan dibawa ke Balai Kota Among Tani, Kota Batu. "Di sana, mereka akan disambut secara formal oleh Wali Kota dan Forkopimda," tuturnya.

Dari informasi yang didapat Bola.net, tak hanya Wali Kota dan Forkopimda yang akan menyambut lima pahlawan olahraga Batu ini. Mereka juga akan disambut sejumlah siswa sekolah dalam acara tersebut. Selain itu, juga akan ada atraksi kesenian Reog Ponorogo.
Baca Selengkapnya »

Lika-liku perjuangan Serda Rifki raih emas Asian Games 2018

Lika-liku perjuangan Serda Rifki raih emas Asian Games 2018
Rifki Ardiansyah Arrosyiid
Perjuangan Serda Rifki Ardiansyah Arrasyiid untuk meraih medali emas Asian Games 2018 dari cabor karate ternyata tidak mudah. Banyak rintangan yang harus dihadapi karateka asal Surabaya ini.

Sebelum bertanding pada ajang olahraga tingkat Asia tersebut, Serda Rifki mendapat ujian berupa cedera tumit hingga muntah darah. Bahkan harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis.

"Alhamdulillah bisa diatasi dan saat bertanding bisa memberikan yang terbaik," kata Serda Rifki ketika memberikan sambutan di Makodam V Brawijaya, Kamis (30/08).

Sebelum terpilih mewakili kontingen Indonesia di cabor Karate, Serda Rifki juga harus berjuang habis-habisan. Ia bahkan harus membagi waktu antara mengikuti seleksi nasional dan berdinas di Makodam V Brawijaya.

Untungnya saat seleksi di Cibubur, hasil yang diperoleh putra dari pasangan Heru Surya dan Dwi Harni Rochmani ini menunjukkan progres yang bagus. Sehingga dia bisa terpilih mewakili Indonesia.

"Seleksi nasional pertama di Cibubur saya dapat perunggu, kemudian dapat perak di seleksi kedua, dan seleksi terakhir dapat emas," imbuh Serda Rifki.

Perjuangan Serda Rifki tidak sampai di situ, saat menjalani try out ke Mesir, Yordania dan Ukraina, ia harus jatuh bangun. Cedera hingga kekalahan menerpa prajurit kelahiran 24 Desember 1997 tersebut.

"Di Yordania kalah lawan jepang, saya bangkit lagi karena dipercaya main di Asian Games. Di ukraina cedera paha, tapi saya tidak putus asa karena saya akan bermain di Asian Games," sambungnya.
Baca Selengkapnya »

Lalu Muhammad Zohri cs sumbangkan Perak untuk Indonesia

Lalu Muhammad Zohri cs sumbangkan Perak untuk Indonesia
Lalu Muhammad Zohri. ©2018 Lintastoday/Inasgoc/Antara
Indonesia berhasil menambah perolehan medali perak di Asian Games 2018 melalui cabang olahraga Atletik yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta, Kamis (30/08) malam WIB.

Medali tersebut diraih di nomor 4x100 meter putra. Tim pelari putra Merah Putih beranggotakan Lalu Muhammad Zohri, Bayu Kertanegara, Fadlin, dan Eko Rimbawan.

Fadlin menjadi pelari pertama bagi Indonesia. Zohri menjadi pelari kedua, kemudian diteruskan oleh Eko dan terakhir Bayu.

Di nomor tersebut, Zohri cs mencatatkan waktu 38,77 detik. Sementara itu medali emas diraih oleh tim Jepang dengan catatan waktu 38,16 detik.

Sementara itu medali perunggu diraih oleh tim China. Catatan waktu mereka adalah 38,89 detik.
Baca Selengkapnya »

Raih medali emas Asian Games 2018, Serda Rifki disambut bak pahlawan

Raih medali emas Asian Games 2018, Serda Rifki disambut bak pahlawan
Rifki Ardiansyah Arrosyiid
Karateka asal Surabaya, Serda Rifki Ardiansyah Arrosyiid disambut bak pahlawan di Markas Komando Daerah Militer (Kodam) V Brawijaya. Serda Rifki berhasil meraih medali emas dari cabor karate pada Asian Games 2018.

Rifki disambut menggunakan kendaraan tempur yakni dua buah panser anoa serta iring-iringan kendaraan roda dua.

Setelah tiba di Makodam V Brawijaya, putra dari pasangan Heru Surya dan Dwi Harni Rochmani tersebut mendapat pengalungan bunga dari Pangdam V Brawijaya, Mayjend TNI Arif Rahman.

Serda Rifki Ardiansyah menyumbang emas untuk kontingen Indonesia setelah mengalahkan karateka asal Iran, Amir Mahdi Zadeh di nomor pertandingan kumite 60 kilogram dengan skor akhir 9-7.

Menurut Mayjend TNI Arif Rahman, prestasi Rifki di Asian Games mendapat sambutan meriah karena ia mampu mengharumkan Indonesia serta TNI Angkatan Darat khususnya Kodam V Brawijaya.

"Jadi ini merupakan momen yang bersejarah bagi Kodam V Brawijaya, Serda Rifki telah mengharumkan nama baik Indonesia, TNI AD khususnya Kodam V Brawijaya," kata Mayjend TNI, Arif Rahman.

Selain penyambutan yang meriah, prajurit yang bertugas di Jasdam V Brawijaya itu langsung diguyur bonus jutaan rupiah. Dia juga mendapat hadiah rumah.

Serda Rifki sendiri, mengaku senang mendapat sambutan yang begitu meriah dari kesatuannya. Sebab ia diarak bak pahlawan mulai dari Bandar Udara Juanda sampai ke markas Kodam.

"Pastinya sangat senang karena disambut sangat meriah dari Bandara sampai ke Kodam," tandasnya.

Selain Serda Rifki Ardiansyah, penyambutan juga dilakukan terhadap Sertu Atjong Tio. Meski belum mampu mempersembahkan medali, atlet lari halang rintang tersebut mampu memecahkan rekor nasional 3000 meter.
Baca Selengkapnya »

Sabet emas Asian Games 2018, Kevin Sanjaya pertama kali nangis

Sabet emas Asian Games 2018, Kevin Sanjaya pertama kali nangis
Kevin Sanjaya/Marcus Gideon. ©2018 Lintastoday/Inasgoc/Antara
Ganda putra bulutangkis Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo sukses besar meraih medali emas sekaligus mengalahkan sesama wakil Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dalam laga final Asian Games 2018 pada Selasa (28/8). Kevin pun mengaku sempat menangis usai laga.

Pertandingan berlangsung sangat sengit hingga harus melewati tiga partai. Kevin/Marcus kalah 13-21 pada partai pertama, namun ganda putra ranking satu dunia itu mampu bangkit dan menang 21-18 di partai kedua. Pada partai penentuan, Kevin/Marcus sempat tertinggal enam angka dari Fajar/Rian, namun pengalaman dan mental juara mampu mengantarkan mereka menang 24-22.

"Iya, (saya) menangis (setelah memastikan kemenangan) karena dapat mukjizat dari Tuhan. Ternyata, Tuhan sebaik itu memberi hal yang nyaris mustahil," ujar Kevin. "Harus menunggu empat tahun lagi kalau mau dapat emas Asian Games, itu juga belum pasti. Jadi hari itu benar-benar merasa mukjizat itu nyata.

"Saya sampai sudah tidak bisa ngomong apa-apa, cuma menangis. Ini pertama kalinya saya sampai menangis kayak gitu. Sebelumnya saya tidak pernah menangis waktu juara," sambung pebulutangkis asal Banyuwangi itu.

Kevin mengatakan momen istimewa itu juga disaksikan orang tuanya. Namun, hanya sang ayah yang datang langsung ke Istora Senayan. Sang ibunda memberi dukungan dari Banyuwangi.

"Yang nonton hanya papa. Waktu saya ke warming up court selesai pertandingan, papa cuma peluk saya. Beliau bilang selamat dan terima kasih. Mama saya tidak bisa datang, jadi kasih ucapannya via Whatsapp," pungkas Kevin.
Baca Selengkapnya »

Zohri dkk hadapi final estafet 4x100 m Asian Games 2018 malam ini

Zohri dkk hadapi final estafet 4x100 m Asian Games 2018 malam ini
Lalu Muhammad Zohri dan tim estafet 4x100 m. ©2018 Lintastoday/Inasgoc/Antara
Tim estafet 4x100 m putra yang digawangi Lalu Muhammad Zohri, Fadlin, Eko Rimbawan dan Bayu Kertanegara akan menghadapi babak final di Asian Games 2018 pada Kamis (30/8) malam nanti di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

Kepastian menuju final ini diraih Zohri dkk usai mencatatkan waktu tercepat ketiga pada babak kualifikasi pada Rabu (29/8) dengan 39,03 detik. Mereka berlari di Heat 2 bersama Chinese Taipei, Thailand, Malaysia, Bahrain, Pakistan dan Qatar.

Pada heat kedua, Indonesia menempati urutan pertama, sementara di heat pertama, Jepang mencatatkan waktu terbaik yakni 38.20 detik, disusul China, Korea Selatan, Hong Kong, Filipina, Oman dan Kazakstan. Hasil keseluruhan, Indonesia berada di peringkat ketiga di bawah Jepang dan China, hingga dipastikan lolos ke babak final.

Bolaneters pun jangan sampai ketinggalan aksi Zohri. Anda bisa menyaksikan aksi atlet-atlet dari cabang olahraga atletik melalui Vidio.com yang menyayangkan seluruh pertandingan Asian Games 2018.
Baca Selengkapnya »

Rebut emas, Hanifan Yudani beber alasan peluk Jokowi-Prabowo

Rebut emas, Hanifan Yudani beber alasan peluk Jokowi-Prabowo
Hanifan Yudani Kusumah. ©2018 Lintastoday/Inasgoc/Antara
Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) bergemuruh pada Rabu (29/8) sore. Pesilat Indonesia, Hanifan Yudani Kusumah sukses merebut medali emas usai mengalahkan wakil Vietnam, Nguyen Thai Linh di cabang olahraga pencak silat nomor tarung putra kelas C 55-60 kg.

Tak hanya itu, aksi selebrasi Hanifan pun mendapat tanggapan supermeriah dari masyarakat Indonesia, mengingat secara mengejutkan ia memeluk Presiden RI Joko Widodo dan Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Prabowo Subianto, secara bersamaan.

Hanifan ternyata punya tujuan tertentu dari aksinya tersebut, usai melihat Jokowi dan Prabowo duduk berdampingan di tribun VVIP untuk menonton pertandingan. Usai memastikan kemenangan, Hanifan segera naik ke tribun tersebut, dan mendapatkan ucapan selamat dari tamu-tamu penting, termasuk mantan Presiden RI, Megawati Soekarnoputri dan wakil presiden saat ini, Jusuf Kalla.

Yang menarik, Hanifan memutuskan untuk memeluk Jokowi dan Prabowo bersamaan usai bersalaman dengan Megawati dan JK. Sontak apa yang dilakukan oleh Hanifan pun membuat seluruh pendukung di Padepokan Pencak Silat riuh dan bertepuk tangan.

"Saya melakukannya biar masyarakat Indonesia semua tahu bahwa tidak ada masalah apa pun antara Jokowi dan Prabowo, itu saja. Hanya ada segelintir orang yang tak suka terhadap kesuksesan mereka," ujar Hanifan.

"Sebagai insan pesilat Indonesia, saya ingin memperlihatkan silaturahmi mereka, jadi kita semua harus menjaga hati. Kita ini satu bangsa dan satu negara. Masa harus terpecah belah karena hal yang tidak penting," lanjutnya.

Hanifan menegaskan sudah tugasnya sebagai seorang pesilat yang merupakan budaya asli Indonesia, untuk memperlihatkan bagaimana masyarakat Indonesia seharusnya bersatu.

"Kebetulan pencak silat adalah khas dari Indonesia. Dengan pencak silat, Indonesia bisa semakin erat. Indonesia itu adalah negara yang tentram, aman, dan damai," ujar pesilat berambut pirang itu.
Baca Selengkapnya »

Jadwal pertandingan Indonesia di Asian Games 2018 hari ini, 30 Agustus

Thursday 30 August 2018

Jadwal pertandingan Indonesia di Asian Games 2018 hari ini, 30 Agustus
Asian Games 2018. ©2018 Lintastoday
Kontingen Indonesia akan kembali berlaga dalam Asian Games 2018 pada Kamis (30/8). Para atlet kebanggaan bangsa akan berusaha sekeras mungkin demi hasil terbaik dan menambah koleksi medali.

Terhitung sampai pada pukul 08.50 WIB pagi ini, Indonesia masih berada di peringkat keempat pada klasemen perolehan medali, dengan koleksi 89 medali yang 30 di antaranya merupakan medali emas.

Berikut jadwal pertandingan Kontingen Indonesia di Asian Games 2018 pada 30 Agustus.
  • 18.30, 18.45, 19.10 WIB - Atletik
  • 19.20, 19.35, 20.00 WIB - Atletik
  • 20.20, 20.40 WIB - Atletik
  • 09.00 WIB - Bisbol
  • 12.30 WIB - Hoki
  • 09.05, 09.50, 10.20 WIB - Judo
  • 10.35, 11.00 WIB - Judo
  • 14.06, 14.24 WIB - Kurash
  • 14.42, 14.54 WIB - Kurash
  • 11.44, 13.34 WIB - Rugby-7
  • 15.24, 16.52 WIB - Rugby-7
  • 14.00 WIB - Sepak takraw
  • 12.30 WIB - Squash
  • 10.00, 10.45, 11.30 WIB - Tenis meja
  • 16.30 WIB - Polo air
Baca Selengkapnya »

Peringkat dan perolehan medali sementara Asian Games 2018 hingga pukul 09.05 WIB

Peringkat dan perolehan medali sementara Asian Games 2018 hingga pukul 12.45 WIB
Asian Games 2018. ©2018 Lintastoday
Terhitung sebanyak 72 medali telah diraih oleh Indonesia pada 29 Agustus dalam gelaran Asian Games 2018 sampai pukul 09.05 WIB. Untuk sementara, Indonesia berada di posisi keempat pada klasemen perolehan medali. Posisi pertama masih jadi milik China dengan 210 medali.

Sebanyak 72 medali Indonesia ini terdiri dari 24 emas, 19 perak dan 29 perunggu. Medali emas terakhir Indonesia direbut oleh Marcus Gideon/Kevin Sanjaya yang meraih kemenangan di final bulutangkis ganda putra.

Menyusul China di peringkat kedua, Jepang telah merebut 144 medali. Tempat ketiga pun tengah diduduki oleh Korea Selatan dengan 118 medali. Peringkat kelima ditempati Iran dengan 49 medali.

Berikut posisi perolehan medali ini ditulis berdasarkan data pada pukul 09.05 WIB.

Baca Selengkapnya »

Klasemen perolehan medali Asian Games 2018 hingga pukul 08.50 WIB

Klasemen perolehan medali Asian Games 2018 hingga pukul 08.50 WIB
Asian Games 2018. ©2018 Lintastoday
Indonesia masih berada di peringkat keempat pada klasemen perolehan medali Asian Games 2018 sampai pukul 08.50 WIB pada 30 Agustus, Kontingen Merah Putih sejauh ini mengoleksi 89 medali.

Seluruh medali Indonesia, terdiri dari 30 emas, 22 perak dan 37 perunggu. Medali emas terakhir Indonesia direbut oleh Wewey Wita dari cabang olahraga pencak silat di nomor kelas putri 50-55 kg.

China masih berkuasa dengan 220 medali, dan Jepang berada di peringkat kedua dengan 162 medali. Peringkat ketiga ditempati Korea Selatan dengan 129 medali.

Baca Selengkapnya »

Ini alasan pesilat Hanifan peluk Jokowi dan Prabowo usai raih medali emas

Ini alasan pesilat Hanifan peluk Jokowi dan Prabowo usai raih medali emas
Jokowi dan Probowo nonton Pencak Silat. ©2018 Lintastoday/Biro Pers Setpres
Pesilat putra Indonesia, Hanifan Yudani Kusumah, membuat kejutan setelah berhasil menyabet emas Asian Games 2018, Rabu (29/8). Hanifan memeluk Presiden Joko Widodo dan Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Prabowo Subianto, secara bersama-sama. Hanifan ternyata memang memiliki maksud dari perbuatannya itu.

Hanifan berhasil meraih medali emas Asian Games 2018 dari nomor tarung putra pencak silat kelas C 55-60kg dengan kemenangan tipis 3-2 atas pesilat Vietnam, Nguyen Thai Linh, di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta Timur, Rabu (29/8/2018) sore.

Keberhasilannya itu disaksikan langsung Presiden Joko Widodo dan Ketua IPSI, Prabowo Subianto, yang duduk berdampingan di tribune VVIP. Hadir juga mantan Presiden Megawati, Wapres Jusuf Kalla, Menko PMK Puan Maharani dan Menteri PAN dan RB Syafruddin.

Yang menarik, Hanifan memutuskan untuk memeluk Jokowi dan Prabowo bersama-sama ketika naik ke tribune VVIP untuk bersalaman dengan tamu-tamu penting. Sontak apa yang dilakukan oleh Hanifan pun membuat seluruh pendukung di Padepokan Pencak Silat riuh dan bertepuk tangan.

"Saya melakukannya biar masyarakat Indonesia semua tahu bahwa tidak ada masalah apa pun antara Jokowi dan Prabowo, itu saja. Hanya ada segelintir orang yang tak suka terhadap kesuksesan mereka," ujar Hanifan.

"Sebagai insan pesilat Indonesia, saya ingin memperlihatkan silaturahmi mereka, jadi kita semua harus menjaga hati. Kita ini satu bangsa dan satu negara. Masa harus terpecah belah karena hal yang tidak penting," lanjutnya.

Hanifan menegaskan sudah tugasnya sebagai seorang pesilat yang merupakan budaya asli Indonesia, untuk memperlihatkan bagaimana masyarakat Indonesia seharusnya bersatu.

"Kebetulan pencak silat adalah khas dari Indonesia. Dengan pencak silat, Indonesia bisa semakin erat. Indonesia itu adalah negara yang tentram, aman, dan damai," ujar pesilat berambut pirang itu.
Baca Selengkapnya »