Ahok. ©2012 Lintastoday
Tujuh partai sepakat membentuk koalisi kekeluargaan mencari kandidat tepat untuk melawan bakal calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama. Tujuh partai itu adalah PDIP, Gerindra, Demokrat, PAN, PKB, PKS dan PPP.Ahok, sapaan Basuki, saat ini didukung tiga partai yakni Partai Golkar, Partai NasDem dan Partai Hanura. Pelaksana tugas ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta, Bambang Dwi Hartono, tak yakin pada akhirnya tiga partai-partai itu benar-benar tulus mendukung Ahok di Pilgub DKI dan akan berubah haluan.
Menanggapi itu, Ahok mengaku berbagai kemungkinan bisa terjadi. Meski dia sempat menyindir Bambang dianggapnya lebih tahu banyak tentang koalisinya.
"Ya bisa aja, enggak tahu yang mana. Tapi Pak Bambang DH kok lebih tahu dari saya?" kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (8/8).
Namun dia yakin Golkar tak akan membelot di tengah perjalanan. Andai kata pun membelot, dia menganggap hanya jadi korban tipuan.
"Orang Golkar enggak ada yang belot kok. Kalau belot enggak ikut, ketipu dong. Ketipu berarti, enggak bisa ikut," ucapnya sambil tertawa.
"Seneng dong semua. Banyak yang seneng kalau gua enggak ikut kampanye kan. Langsung turun tuh tensi ketegangan Pilkada DKI. Panasnya jadi adem. Langsung adem dong," katanya.
Meski demikian, dia optimis, Golkar tetap akan memberikan dukungan padanya. "Ya kita kan kalau udah ngomong gini masa mereka mau membohongi kita. Iya kan?" sambungnya optimis.
Terkait wacana Gerindra dan PKS yang memasangkan Risma dan Sandiaga, dia menilai sah saja.
"Bagus makin banyak yang maju makin bagus," ujar dia.
Soal Risma, kata Ahok, dia juga menganggap hal yang biasa. Meski akhirnya PDIP pilih Risma, Ahok juga menyebut semua kemungkinan bisa terjadi. Namun dipastikannya, hubungan dengan Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri tetap baik-baik saja.
"Kapan dia liat Bu Mega marah sama saya," pungkasnya.
0 comments:
Apa komentar dan tanggapan Anda dari berita di atas?
Emoticon