Jakarta-Surabaya tetap bersaudara

Jakarta-Surabaya tetap bersaudara

Saturday, 13 August 2016

Jakarta-Surabaya tetap bersaudara
Ahok-Risma. ©2014 Lintastoday
Hanya butuh satu pernyataan, konflik pun meletup. Dua pemimpin daerah menjadi berseteru, di saat aroma kompetisi politik berembus kencang.

Basuki Tjahaja Purnama atau kerap disapa Ahok, dan Tri Rismaharini masuk dalam pusaran pertikaian. Tentu saja amat sulit melepaskan hal itu dari iklim politik menjelang Pilkada DKI Jakarta. Ibarat pepatah, 'ente jual ane beli'.

Saling lempar pernyataan membikin kondisi kian menghangat. Pamor Risma belakangan semakin menanjak, karena dianggap bertaji buat melawan Ahok di Pilkada DKI Jakarta. Hanya saja hal itu belum diputuskan dengan pasti.

Gara-garanya dimulai dari kedua belah pihak. Risma menyindir soal kondisi trotoar di Jakarta yang dianggap belum layak. Ahok bereaksi menyatakan Surabaya hanya sekelas Jakarta Selatan, lantaran sama-sama menyandang status kota.

Pernyataan Ahok langsung dijawab Risma hari itu juga. Dia merasa perkataan itu soal merendahkan.

Risma menilai, pernyataan Ahok sama saja menghina dan merendahkan harga diri warga Surabaya. Risma memperlihatkan data. Luas Surabaya mencapai 374 kilometer persegi, sedangkan Jakarta 661,5 kilometer persegi. Kalau dibagi enam wilayah, luas Jakarta Selatan hanya sekitar 120 kilometer persegi. Dengan berpegang data ini, Risma secara tegas menolak jika Surabaya disebut sama luasnya dengan Jakarta Selatan.

"Jadi Surabaya itu setengah lebih dibandingkan Jakarta," kata Risma.

Risma balik menyerang Ahok. Dia geram karena Ahok menyinggung Surabaya kaitannya dengan dukungan warga pada Risma.

Risma mengingatkan Ahok, jangan menyeret Surabaya dalam panasnya politik jelang pilgub DKI Jakarta. Dia menyindir Ahok yang seolah ketakutan bakal mendapat lawan kuat. Padahal Ahok punya modal sebagai calon petahana.

Lantaran sama-sama kepala daerah, sebaiknya hal itu diselesaikan dengan kepala dingin. Sekedar perang pernyataan biarkan saja, asal jangan menyeret perseteruan di tingkat bawah. Toh keduanya juga tak ingin karir politiknya meredup hanya akibat pertikaian seperti ini. Sebab, keduanya sama-sama berpeluang bisa menjadi pemimpin negeri.
KOMENTAR. APA KOMENTAR ANDA?

Apa komentar dan tanggapan Anda dari berita di atas?

Emoticon