Jalan Risma tak semulus Jokowi menuju DKI

Jalan Risma tak semulus Jokowi menuju DKI

Thursday 11 August 2016

Jalan Risma tak semulus Jokowi menuju DKI
Tri Rismaharini di KPK. ©2014 Lintastoday
Tri Rismaharini. Nama perempuan 54 tahun itu meramaikan kancah politik lintas daerah. Di Jakarta, dorongan buat mengusung Wali Kota Surabaya masuk bursa Pemilihan Kepala Daerah terus mengalir. Bahkan di Kota Pahlawan, sikap warga setempat terbelah.

Risma, sapaan akrabnya, mulai didorong maju di Pilkada DKI Jakarta 2017, setelah sosok lain, yakni Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, menolak terjun dalam kompetisi politik itu. Kini, ibu dari Fuad Bernardi dan Tantri Gunarni Saptoadji itu dianggap satu-satunya lawan sepadan buat petahana Basuki Tjahaja Purnama, atau kerap disapa Ahok.

Entah akan digaet ke Jakarta atau tidak, tetapi jalan Risma memang tidak semulus Joko Widodo. Empat tahun lalu, Jokowi, sapaan akrabnya, masih menjabat sebagai Wali Kota Surakarta. Lantaran dianggap moncer memimpin Kota Solo, dia 'diimpor' buat maju di Pilgub DKI Jakarta. Apalagi kondisi ibu kota saat itu sedang jengah akibat bermacam permasalahan di masa kepemimpinan Fauzi Bowo. Sosoknya lantas dikemas dan dipromosikan sebagai pemimpin alternatif, muda, enerjik, dan bertangan dingin.

Apalagi saat itu Jusuf Kalla, kini menjadi Wakil Presiden, juga menyokongnya dan ikut meyakinkan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

"Sayalah yang pertama minta Jokowi ke Jakarta jadi Gubernur DKI. Dia (Jokowi) bingung ketika saya telepon," kata JK saat itu.

Kini, Risma memang dielukan supaya mau maju di Pilkada DKI Jakarta. Namun, dia mesti lewat jalan memutar. Tidak mudah meyakinkan Megawati kalau dia layak didukung. Sebab, dia mesti lebih dulu memperlihatkan kepada para sesepuh partai soal kinerjanya, jika memang tidak melibatkan mahar.

Sejawat Risma di PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat, malah menyatakan belum mengetahui soal kepastian posisi rekannya itu dalam Pilkada DKI Jakarta.

"Yang benar Ibu Risma sebagai jurkamnas. Kalau peluang macam-macam, semua ada peluang sebelum rekomendasi DPP dan Ketum," kata Djarot.

Kuncian kini di tangan Megawati. Dia juga mesti berhitung dengan peluang di Jawa Timur, yang tak kalah besar dengan Jakarta. Atau mereka bakal memberi kejutan di detik-detik terakhir.
KOMENTAR. APA KOMENTAR ANDA?

Apa komentar dan tanggapan Anda dari berita di atas?

Emoticon