Muktamar I Ikatan Ulama dan Dai. ©2014 Lintastoday
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menilai diplomasi pemerintah Indonesia belum efektif terhadap negara tetangga. Pernyataan ini menyikapi kasus penculikan WNI yang kembali terjadi di wilayah Kinabatangan, Sabah, Malaysia, berdekatan dengan wilayah perbatasan laut Filipina pada Rabu (3/8) lalu."Lagi-lagi itu di mana letak efektivitas dan wibawa dari diplomasi Indonesia," kata Hidayat di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/8).
Terlebih lagi, tiga negara yakni Indonesia, Malaysia dan Filipina telah sepakat menjalankan patroli bersama. Dia heran mengapa hingga saat ini patroli itu belum berjalan.
"Kalau sudah disepakati kesepakatan tapi enggak berjalan lalu jadi korban lagi sangat selayaknya pemerintah Indonesia lakukan lobi efektif," ujarnya.
Jika patroli dan diplomasi sejauh ini tidak membuahkan hasil, Hidayat menyarankan presiden Jokowi untuk turun tangan sebelum kian banyak WNI yang tersandera dan diculik oleh kelompok ekstremis.
"Kalau jalur menteri enggak mempan ya tinggal lewat kepala negara. Kesepakatan harus dilaksanakan. Kawasan itu enggak bertuan. Kalau dibiarkan mereka semakin nyaman lakukan kejahatan," tegas Hidayat.
Sebelumnya diketahui, seorang WNI kembali diculik di perairan perbatasan Malaysia-Filipina. Kali ini yang mengalaminya adalah Harman Mangga (30), kapten kapal ikan yang sedang berlayar di Perairan Kinabatangan. Penculik menuntut tebusan 10 ribu Ringgit Malaysia (setara Rp 32,4 juta) untuk pembebasan Harman.
Dari informasi polisi Kota Kinabalu, Malaysia, Harman sedang berada di kapal bersama dua anak buahnya ketika sebuah kapal cepat berisi sekelompok pria merapat. Mereka hanya membawa Haman, sementara dua anak buahnya dibiarkan tetap di atas kapal setelah ditawan dua hari. Penculikan ini terjadi 3 Agustus lalu, namun awak kapal tersebut baru bisa melapor dua hari sesudahnya.
0 comments:
Apa komentar dan tanggapan Anda dari berita di atas?
Emoticon