Air mata Kevin Sanjaya

Air mata Kevin Sanjaya

Thursday 30 August 2018

Air mata Kevin Sanjaya
Kevin Sanjaya Sukamuljo. ©2018 Lintastoday/Inasgoc/Antara
Kevin Sanjaya Sukamuljo tidak kuasa menahan air matanya usai berhasil memenangkan duel bersaudara melawan pasangan Fajar Alfian-Muhammad Rian Ardianto. Kevin bersama rekan duetnya Marcus Fernaldi Gideon berhasil menyabet emas Asian Games 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (28/8).

Kevin jarang menangis meskipun sederet gelar juara sudah diraihnya bersama Marcus yang akrab dia sapa dengan Koh Sinyo. Sebut saja All England, turnamen bulutangkis tertua dan paling bergengsi di dunia, yang dua tahun berturut-turut direngkuh (2017 dan 2018). Kevin dam Marcus juga terpilih sebagai pemain putra terbaik tahun 2017 versi BWF berkat tujuh gelar juara Superseries yang mereka peroleh.

Kevin menangis karena merasa gelar juara Asian Games adalah mujizat dari Tuhan. Dia merasa, gelar itu nyaris mustahil diraih. Bahkan, kalau kemarin dia gagal, harus menunggu empat tahun lagi. Itu pun belum pasti dia bisa menjadi raja ganda putra bulutangkis di Asia.

"Saya sampai sudah tidak bisa ngomong apa-apa, cuma menangis. Ini pertama kalinya saya sampai menangis kayak gitu. Sebelumnya saya tidak pernah menangis waktu juara," ujar Kevin dikutip dari siaran pers resmi PBSI yang dilansir Antara, Kamis.

Laga final yang dilakoni pria asal Banyuwangi, Jawa Timur ini disaksikan langsung oleh ayahnya, Sugiarto Sukamuljo.

"Waktu saya ke 'warming up court' selesai pertandingan, papa cuma peluk saya, bilang selamat dan terima kasih. Mama saya tidak bisa datang, jadi kasih ucapannya via whatsapp," ungkap Kevin yang merupakan anak bungsu dari dua bersaudara itu.

Sepanjang 2018, Kevin dan rekan duetnya Marcus sudah meraih empat gelar juara sebelum mempersembahkan medali emas Asian Games 2018 untuk Indonesia. Gelar juara yang diraihnya tahun ini antara lain Indonesia Masters

Kevin lega bisa melengkapi gelar juaranya dengan menjadi raja ganda putra se-Asia pada 2018.

"major event (pertandingan penting), karena banyak yang bilang kami juaranya cuma turnamen superseries saja, tapi belum terbukti di major event," tutur penggemar Lin Dan itu.

Sekadar mengingatkan, Kevin-Marcus harus memainkan laga sengit untuk merebut gelar juara Asian Games 2018 dari teman-teman asramanya sendiri, Fajar dan Rian. Fajar dan Rian memberi perlawanan kuat saat menghadapi ganda nomor satu dunia itu. Kevin dan Marcus pun dibuat kerepotan oleh permainan mereka.

"Fajar-Rian benar-benar bermain pada 'peak performance' mereka, malah melebihi. Fajar-Rian jarang membuat kesalahan sendiri dan benar-benar saling mengisi," ungkap Kevin.

Setelah berhasil menuntaskan pertandingan dengan kemenangan, mereka berempat saling berpelukan. Ada pesan yang disampaikan Kevin kepada ganda peringkat sembilan dunia itu.

"Saya bilang, terima kasih untuk hari ini, kami benar-benar hoki, kalian main sangat baik," ujar Kevin yang satu kamar dengan Rian di asrama Pelatnas Cipayung.

Duet Kevin-Marcus selalu dipuji memiliki mental baja. Hal itu pun mereka buktikan saat nyaris kalah dari Fajar-Rian dan berhasil membalikkan keadaan.

"Kami selalu mencoba terus selama masih ada kesempatan. Jangan pernah menyerah sebelum lawan sudah menyelesaikan game, karena tidak ada yang tidak mungkin," jelas Kevin.

Tetapi bukan berarti atlet kelahiran Banyuwangi, 2 Agustus 1995 itu tidak pernah terpuruk. Kevin pun pernah mengalami masa-masa down.

"Tiap atlet pasti pernah mengalami masa 'down'. Saya juga pernah waktu di klub Djarum di Kudus. Dulu saya main di nomor tunggal putra dan dianggap kurang berpotensi. Lalu saya akhirnya memutuskan jadi pemain ganda. Padahal waktu kecil kan saya maunya main dua-duanya," tuturnya.
KOMENTAR. APA KOMENTAR ANDA?

Apa komentar dan tanggapan Anda dari berita di atas?

Emoticon