Aktivis korban penculikan Orde Baru terpilih jadi ketum relawan Jokowi

Aktivis korban penculikan Orde Baru terpilih jadi ketum relawan Jokowi

Friday, 31 August 2018

Aktivis korban penculikan Orde Baru terpilih jadi ketum relawan Jokowi
Ketum Relawan Almisbat Hendrik Sirait (kiri). ©2018 Lintastoday
Aktivis pro demokrasi korban penculikan pada masa Orde Baru, Hendrik Sirait, terpilih secara aklamasi menjadi ketua umum organisasi relawan Jokowi, Aliansi Masyarakat Sipil Untuk Indonesia Hebat (Almisbat).

Dalam pidatonya, Hendrik mengatakan sebagai organisasi relawan yang berdiri sejak 2014, Almisbat siap mengemban amanah organisasi dan berkomitmen memenangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk periode selanjutnya.

"Tugas kita ke depan cukup berat, tapi dengan kekompakan dan kerja-kerja keras kita, saya yakin kita dapat memenangkan kembali Pak Jokowi untuk periode kedua," kata mantan ketua PBHI Jakarta ini dalam pidatonya saat Temu Raya Nasional Almisbat ke 2 di Wisma Kinasih, Depok, Kamis (30/8).

Hendrik melanjutkan, alasan dirinya memenangkan Jokowi karena sosok mantan wali kota Solo itu mewakili rakyat kecil.

"Pak Jokowi adalah figur rakyat kecil, yang membuktikan bahwa rakyat kecil sekalipun mampu maju dan sukses. Apalagi di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dirinya sudah membuktikan mampu fokus dan serius bekerja keras membangun Indonesia sentris," tegas Hendrik

Melalui Almisbat, lanjut Hendrik, selain mendukung Jokowi, pihaknya tetap memposisikan sebagai mitra kritis bagi pemerintah dan siap mengawal pemerintahan Jokowi ke depannya.

"Kami tetap menjadi mitra kritis pemerintah dan siap mengawal program-program kerakyatan demi terciptanya kemakmuran rakyat," tandasnya.

Turut hadir pada Temu Raya Nasional Almisbat ini, Deputi IV Kantor Staf Presiden Eko Sulistyo, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri, Samuel Abri Jani Pangerapan, Pengamat Politik Charta Politika Yunarto Wijaya, Pengamat Politik Ray Rangkuti, Para pimpinan organisasi relawan Jokowi dan peserta Temu Raya Almisbat dari 55 kota/kabupaten di Indonesia.
KOMENTAR. APA KOMENTAR ANDA?

Apa komentar dan tanggapan Anda dari berita di atas?

Emoticon