Cerita warga puluhan tahun hidup dalam gelap di tengah megahnya Kabupaten KarawangCerita warga puluhan tahun hidup dalam gelap di tengah megahnya Kabupaten Karawang

Cerita warga puluhan tahun hidup dalam gelap di tengah megahnya Kabupaten KarawangCerita warga puluhan tahun hidup dalam gelap di tengah megahnya Kabupaten Karawang

Friday, 31 August 2018

Cerita warga puluhan tahun hidup dalam gelap di tengah megahnya Kabupaten KarawangCerita warga puluhan tahun hidup dalam gelap di tengah megahnya Kabupaten Karawang
Desa belum dapat aliran listrik di Karawang. ©2018 Lintastoday
Di tengah modernisasi pembangunan Kabupaten Karawang, ternyata masih ada perkampungan yang tak bisa menikmati fasilitas penerangan. Salah satunya wilayah Kecamatan Teluk Jambe Timur.

Dua desa di sana terpaksa menjalani kehidupan di tengah kegelapan. Mereka masih menggunakan alat penerangan berupa lampu tempel.

Marni (53), warga Kampung Sarijaya, Desa Puseur Jaya, Kecamatan Teluk Jambe Timur menceritakan, sejak tinggal di daerah itu belum pernah merasakan aliran listrik yang menerangi rumah mereka. Marni sudah tinggal di desa itu sejak usia 8 tahun. Bayangkan saja puluhan tahun dia hidup gelap gulita.

"Dari dulu memang begini, tidak ada listrik di sini mah. Dari saya masih kecil usia 8 tahun sampai sekarang punya cucu," keluh Marni, Jumat (31/8).

Bila malam tiba, daerahnya gelap gulita. Bagi yang memiliki keuangan dan tingkat ekonomi lebih, biasanya menggunakan mesin diesel dengan bahan bakar solar.

"Yang tidak punya uang seperti kita mah ya lampu tempel saja," tutur Marni.

Tidak jauh berbeda dengan di perkampungan Marni, Kampung Kalihurip Pajaten, Desa Sirnabaya, Kecamatan Telukjambe Timur, juga mengalami kondisi serupa.

Masuran, kepala desa setempat tak menampik kondisi itu. Menurutnya, sudah puluhan tahun masyarakat di sana tak pernah tersentuh aliran listrik dari PLN.

"Di desa ini ada 128 kepala keluarga. Selama ini kami seluruh warga sudah berpuluh tahun tidak pernah mendapatkan lampu penerangan listrik, sehingga pada malam hari daerah kami gelap gulita. Kalau pun ada mau pasang lampu penerangan listrik harus menyediakan biaya pasang sekitar 3,8 jutaan," jelas Masuran.

Masuran miris dengan kondisi daerahnya. Sebab di balik kemegahan Karawang yang dikenal sebagai Kota Industri dan penopang Ibu Kota justru ada kisah memilukan dialami warganya.

"Sudah puluhan tahun tidak ada penerangan listrik PLN,warga terpaksa pakai penerangan seadanya," katanya.

Saat dikonfirmasi, Wakil Bupati Karawang, Ahmad Zamaksary, hanya meminta warga bersabar. Sebab mekanisme dan aturan harus terlebih dahulu dilaksanakan.

"Kondisinya sangat memprihatinkan warga kampung, selama puluhan tahun belum mendapatkan penerangan listrik PLN," kata Ahmad Zamaksary.

Zamaksary juga sempat menemui warga yang daerahnya belum mendapat listrik.

Pihak Pemerintah Daerah Karawang telah berkoordinasi dengan PLN agar melakukan survey. Selanjutnya pihak PLN dan Perhutani bersama warga akan dibuatkan pernyataan bersama dan Perhutani juga sudah sepakat akan memberikan lahan milik negara.

"Benar pak, seluruh warga sudah sepakat bahwa kebun ataupun lahan maupun tanaman yang akan ditebang bila menghalangi tongga listrik yang akan dipasang. Bahkan seluruh warga akan bergotong royong akan swadaya pemasangan jaringan baru," katanya.

Dia menjanjikan warga segera mendapatkan aliran listrik tahun ini. "Sabar, yang pastinya dalam tahun ini 2018, akan dialiri lampu penerangan. Tapi kita kan tunggu proses kerjasama semua pihak," ucapnya.
KOMENTAR. APA KOMENTAR ANDA?

Apa komentar dan tanggapan Anda dari berita di atas?

Emoticon