Fahri Hamzah dipanggil Polda Metro Jaya. ©2018 Lintastoday
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai momen pelukan antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto bersama atlet pencak silat Hanifan Yudani Kusumah memunculkan kerinduan dari masyarakat agar panasnya suasana politik di Pilpres 2019 selesai. Namun, Fahri meminta masyarakat berhenti berharap keributan akibat persaingan kubu Jokowi dan Prabowo akan usai, terutama jelang Pilpres 2019."Ada semacam kerinduan ya, melihat keributan ini diakhiri. Pertama sebagai masyarakat demokrasi jangan pernah bermimpi bahwa keributan akan berhenti," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (30/8).
Bagi Fahri, keributan antara dua kubu jelang Pilpres 2019 tak bisa dihindarkan. Sehingga, mustahil bagi kubu Jokowi dan Prabowo berdamai sebelum 'berperang'.
"Tapi ada kerinduan orang, sehingga ketika melihat Pak Prabowo dan Pak Jokowi berpelukan, ada yang mengatakan 'bisa enggak damai seperti ini terus?'. Itu mustahil," ujarnya.
Fahri mengibaratkan pertarungan di Pilpres 2019 seperti pertandingan pencak silat. Dua atlet pencak silat akan saling bertarung sesuai batasan-batasan permainan.
"Pemimpin ini sama seperti kita nonton pencak silat juga. Antara pesilat yang sana dan sini tahu pukulan-pukulannya punya dimensi. Karena pencak silat itu unsur antara seni dan bela diri. Dia tahu ada batas-batas dalam permainan," jelasnya.
"Tidak boleh memukul bagian bawah, bagian tertentu, tidak boleh meneruskan serangan kalau orang sudah jatuh. Jadi pemain tahu batasnya. Tapi kadang-kadang penontonnya yang enggak tahu batas," sambung Fahri.
Venue Pencak Silat Asian Games di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menjadi saksi sejarah. Gegap gempita suporter Indonesia menyaksikan pemandangan yang langka terjadi. Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto, sama-sama memeluk atlet pencak silat Indonesia Hanifan Yudani Kusumah. Momentum itu terjadi setelah Hanifan memastikan meraih emas di cabang olah raga pencak silat untuk kategori Single Men Class 55kg-60kg .
Setelah ditetapkan sebagai pemenang dalam pertandingan melawan atlet Vietnam, Hanifan berlari dengan mengibarkan bendera merah putih. Dia meluapkan kegembiraan dan rasa haru serta kebanggaan.
Setelah berlari, Hanifan naik ke kursi VVIP. Di sana dia disambut bangga oleh Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Prabowo Subianto, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Menko PMK Puan Maharani, dan chef de mission atau ketua kontingen Indonesia Syafruddin.
Di sini pemandangan langka terjadi. Hanifan mendapat ucapan selamat dari Presiden Jokowi. Setelah itu, Hanifan memeluk erat Prabowo Subianto. Menyaksikan itu, Jokowi memberi tepuk tangan.
Tiba-tiba, Hanifan memeluk Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto. Pelukan ketiganya diselimuti bendera merah putih yang dibawa Yudani. Ekspresi Jokowi dan Prabowo menyiratkan keduanya tak menyangka bakal mendapat pelukan hangat dari Hanifan.
0 comments:
Apa komentar dan tanggapan Anda dari berita di atas?
Emoticon