Luhut Panjaitan. ©2017 Lintastoday
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, perang dagang yang tengah terjadi saat ini harus dilihat dari sisi positif. Sebab, akibat perang dagang tersebut Indonesia berpikir untuk lebih selektif dalam melakukan impor dan menggenjot ekspor komoditas.Luhut mengatakan, salah satu kebijakan yang segera diberlakukan untuk menekan impor, yaitu pencampuran CPO ke solar sebanyak 20 persen (B20). Kebijakan tersebut akan mulai berlaku pada 1 September 2018.
"Trade war ini buat kita lakukan jadi bersih-bersih. Salah satunya kenapa dari dulu tidak fokus dengan biodiesel. Kalau nanti tanggal 1 diimplementasikan, petani (sawit) yang 1,1 juta orang itu akan lebih baik. Produksi kelapa sawit sebesar 36 juta, bisa 60 juta-70 juta ton per tahun karena ada program repelnting," ujar dia di Yogyakarta, Kamis (30/8).
Selain menekan impor, lanjut dia, kebijakan ini juga akan memperbaiki harga jual CPO Indonesia. Jika saat ini CPO dihargai USD 350 per ton, maka diprediksi bisa naik hingga dua kali lipat.
"Ini bisa naik dari USD 350, kemudian USD 600 ke USD 750. Dari mengurangi impor minyak mentah dengan biodiesel, kita bisa hemat USD 2 miliar, tahun depan USD 8 miliar. Tahun ini kita ganti 1,2 juta ton, tahun depan 6 juta ton," kata dia.
Tak hanya itu, lanjut Luhut, saat ini pemerintah bersama BI juga terus berupaya menekan defisit transaksi berjalan current account defisit (CAD). Oleh sebab itu, berharap segala upaya yang tengah dilakukan pemerintah ini mendapatkan dukungan dari masyarakat dan pengusaha.
Dari penanganan CAD, tahun lalu kita USD 17 miliar dari PDB, tahun ini mungkin USD 25 miliar. Tapi tahun depan mungkin hampir tidak ada, jadi nol. Menteri keuangan pengen turun di bawah 1 persen dan positif dalam beberapa tahun ke depan. Jadi kalau ada yang nyinyir, saya juga tidak mengerti," tandas dia.
0 comments:
Apa komentar dan tanggapan Anda dari berita di atas?
Emoticon