Singapura & Malaysia terkena dampak lebih buruk dari RI akibat perang dagang AS-China

Singapura & Malaysia terkena dampak lebih buruk dari RI akibat perang dagang AS-China

Thursday 30 August 2018

Singapura & Malaysia terkena dampak lebih buruk dari RI akibat perang dagang AS-China
Bank Mandiri. ©Istimewa
Ekonomi dunia tengah bergejolak di tengah situasi perang dagang (trade war) dua negara raksasa Amerika Serikat (AS) dan China. Perang dagang yang terjadi antar kedua negara tersebut disebut akan berdampak terutama pada negara-negara berkembang.

"Perang dagang adalah hal yang tidak kami prediksikan secara detail bahwa Trump akan buat gangguan setiap bulannya, semua janji dia terealisasi pada tahun ini," kata Ekonom Senior Bank Mandiri, Andry Asmoro, dalam acara Macroeconomic Outlook di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis (30/8).

Dia menegaskan bahwa negara lain akan terkena dampak yang lebih buruk dari Indonesia. "Negara lainnya, itu lebih tinggi, seperti Singapura, Malaysia, Thailand. Tapi kami hitung ini baru direct impact, belum indirect impact kalau negara tetangga kita juga ikut melemah, otomatis pasti akan berdampak lagi ke Indonesia."

"Jadi tantangan masih besar, di semester II masih ada kenaikan suku bunga The Fed, lalu titik apa volatilitas negara berkembang yang bisa memberi kejutan, salah satunya Turki. Dulu juga pernah Portugal, Ireland, Greece, and Spain itu juga pengaruh volatilitas ekonomi negara berkembang," tuturnya.

Andry menegaskan, perang dagang AS-China sama sekali tidak menguntungkan Indonesia. Siapapun yang akan menjadi pemenang akan tetap membawa dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi domestik.

"Dari sisi share, AS-China menempati share paling tinggi bagi Indonesia, ada sekitar 23-24 persen dari ekspor Indonesia. Kalau misalnya dia melemah impornya, akankah bisa diganti non tradisional market? Tapi kami lihat tidak bisa. Misalnya CPO, kalau China nol apakah kita bisa alirkan ke Afrika Selatan? Saya rasa susah," ujarnya.

Perang dagang dipastikan akan membuat pertumbuhan ekonomi di kedua negara tersebut menurun. Sayangnya, pelambatan pertumbuhan ekonomi di kedua negara sama-sama berimbas pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dampak terbesar yang akan terjadi pada Indonesia adalah dari negara China.

"Nah, kalau kedua negara melemah karena perang dagang tersebut, meski mungkin yang terkena impactnya adalah AS menurut sebuah jurnal. Tapi kalau diambil skenario keduanya terpengaruh, maka Indonesia bisa kena juga."

Dia menjelaskan, penurunan 1 persen pertumbuhan ekonomi AS membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia terkena dampak sebesar 0,07 persen. Sedangkan penurunan 1 persen pertumbuhan ekonomi China, Indonesia akan turun 0,09 persen. "Dulu perhitungan ini terbukti saat harga komoditas melemah pada beberapa waktu lalu."
KOMENTAR. APA KOMENTAR ANDA?

Apa komentar dan tanggapan Anda dari berita di atas?

Emoticon