Jual minyak ilegal di Yaman, Al-Qaidah untung besar

Jual minyak ilegal di Yaman, Al-Qaidah untung besar

Sunday 29 May 2016

Jual minyak ilegal di Yaman, Al-Qaidah untung besar
Tentara pembebas Suriah cegah Al Qaidah. ©Reuters/Fadi Mashan
Tak hanya kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) saja yang dinyatakan hampir bangkrut, kelompok lainnya yaitu Al-Qaidah juga digosipkan seperti itu. Di tengah kabar burung yang menerpa, siapa menyangka kelompok Al-Qaidah ini berhasil meraup untung besar berkat penjualan minyak gelap di Yaman.

Al-Qaidah yang dikabarkan masih berada di selatan Yaman, menyelundupkan bahan bakar di pasar gelap.

Puluhan militan dilaporkan tewas dalam serangan yang dilakukan negara Teluk untuk menghancurkan Al-Qaidah di Mukalla. Namun, ratusan lainnya melarikan diri ke Shabwa dan membangun kelompok mereka di sana.

Pasalnya, sebulan kemudian muncul isu Al-Qaidah kembali berkembang dan bergabung dengan kelompok bersenjata untuk menyelundupkan bahan bakar. Minyak selundupan itu dibagi ke beberapa pantai terpencil di sepanjang Laut Arab.

Shabwa adalah wilayah proyek industri terbesar di Yaman. Meski demikian, fasilitas ekspor gas alam yang berada di Belhaf sudah ditutup.

Namun menurut penduduk setempat, seluruh pihak yang bertikai mendapatkan keuntungan saat adanya krisis bahan bakar di seluruh Yaman.

"Ada lima pos pemeriksaan di Shabwa. Satu pos dikuasai militer, satu oleh milisi setempat, dan satu lagi dikuasai tokoh yang disebut gubernur. Al-Qaidah sendiri menguasai dua pos, dan semuanya berada di Azzan," ujar pejabat setempat, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (28/5).

Jenderal Faraj al-Buhsani, komandan pasukan Yaman yang memerangi AQAP di Mukalla sependapat dengan informasi tersebut.

"Di Azzan, (al-Qaidah) memiliki pusat kegiatan untuk menjual produk minyak yang berasal dari Belhaf dan daerah yang menuju ke Shabwa. Kami mendengar informasi soal itu terus-menerus," ujarnya.

Berbagai kelompok bantuan menyatakan bahwa Yaman, dalam beberapa bulan terakhir, memproduksi sekitar 10 persen dari lebih dari 500 ribu ton konsumsi bahan bakar, sebagian besar karena banyaknya pelabuhan di Yaman yang dijaga ketat oleh pasukan Negara Teluk untuk mencegahnya dari Houthi.
KOMENTAR. APA KOMENTAR ANDA?

Apa komentar dan tanggapan Anda dari berita di atas?

Emoticon