Ketulusan Rasulullah menyayangi anak-anak tiri

Ketulusan Rasulullah menyayangi anak-anak tiri

Friday, 10 June 2016

Ketulusan Rasulullah menyayangi anak-anak tiri
Rasulullah SAW. ©istimewa
Sebagian ibu atau ayah tiri sering kali tidak menyukai anak tirinya. Bahkan, ada di antaranya yang berperilaku kasar terhadap anak tiri. Akibat hal itu, banyak anak yang takut ketika memiliki seorang ibu atau ayah tiri.

Akan tetapi, contoh Nabi Muhammad sebagai ayah tiri yang baik bakal membuat semua anak mengidamkannya. Karena beliau benar-benar menjadi pengganti ayah dari anak tirinya. Nabi selalu tulus dan sepenuh hati menyayangi anak-anak tirinya.

Dikisahkan, putri Khadijah yaitu Hindun ibn Abu Halah tak menganggap Nabi sebagai ayah tiri. Hindun sangat mencintai Nabi karena ketulusannya menyayangi dirinya.

"Aku lah manusia terbaik ayahnya, ibunya, saudaranya, dan saudarinya. Ayahku Muhammad, ibuku Khadijah, saudaraku Qasim, dan saudariku Fathimah," kata Hindun, dikutip dari buku Bilik-bilik Cinta Muhammad, karya Dr Nizar Abazhah.

Ketika Khadijah sudah meninggal, Nabi Muhammad menikahi Saudah janda beranak lima. Beliau menyukai dan menyayangi kelima anak tersebut. Saudah pun sangat memuji Nabi, mencintai dan menghormati beliau hingga akhir hayatnya.

Selain itu, putri tunggal Ummu Habibah dapat hidup bahagia di sisi Nabi sebagai pengganti ayahnya Ubaidillah ibn Jahsyi. Kala pindah ke rumah Nabi, Ummu Salamah membawa empat anaknya. Anak termudanya ialah Zainab yang masih menyusu.

Kehadiran Nabi tak sama sekali menghalangi kebersamaan anak-anak tersebut dengan sang ibu. Bahkan, dari Nabi mereka menemukan keteduhan cinta dan kelembutan kasih sayang.

Pada malam pertama, Nabi masuk ke kamar Salamah. Namun, beliau melihat Zainab tengah menyusu dalam pelukan Salamah.

Melihat itu, Nabi tidak membangunkannya atau menggnggunya. Malah, beliau pergi meninggalkan kamar tersebut lantaran tidak tega melihat sang anak tengah menyusu pada ibunya.
KOMENTAR. APA KOMENTAR ANDA?