Path. ©2014 Lintastoday
Saat ini, berbagi kegiatan di media sosial seperti Instagram, Path, Facebook dan Twitter tengah digandrungi berbagai kalangan. Setiap kali melakukan hal yang dianggap menarik dan berkesan pasti dibagikan dalam akun tersebut.Momen Ramadan pun tidak ketinggalan diabadikan sebagian orang, misalnya buka bersama bareng teman, menu makanan buka atau sahur hingga kegiatan beribadah seperti membaca Alquran, itikaf dan salat tak luput untuk dibagikan di media sosial. Lantas pantaskah jika ibadah dipamerkan di media sosial?
Ustaz Rahman Soleh, dari pondok pesantren As Syafiiyah Bekasi mengatakan, alangkah baiknya jika saat ibadah hanya diri sendiri dan Allah yang tahu. Sebab, dikhawatirkan bila kerap membagikan momen di media sosial jadi timbul riya.
"Khawatirnya sering masang status timbul riya dan bisa mengurangi pahala. Yang kita takutkan riya jika masang status itu. Kalau niatnya (ibadah) mau dipuji orang bisa mengurangi ibadahnya dia," kata ustaz Rahman, kepada merdeka.com.
Akan tetapi, menurut dia, semua itu tergantung kepada niat individu masing-masing. Jika niat ibadah kepada Allah maka Allah akan menerima ibadahnya tersebut.
"Niat itu mempengaruhi kadar ibadah. Niat yang akan menentukan ibadah kita diterima apa tidak. Kalau ibadah kita niatnya karena Allah Insya Allah diterima Allah SWT," ucapnya.
Ustaz Rahman menambahkan, saat ibadah harusnya menjaga agar tidak diketahui banyak orang. Seperti ketika bersedekah, menurutnya, lebih afdol jika tidak diketahui orang lain dari pada terang-terangan. "Bisa jadi pahala hilang kalau niatnya pamer," tandasnya.
0 comments: