Masjid Lautze Bandung tempat menjadi mualaf, ada yang awalnya sinis

Masjid Lautze Bandung tempat menjadi mualaf, ada yang awalnya sinis

Saturday 2 July 2016

Masjid Lautze Bandung tempat menjadi mualaf, ada yang awalnya sinis
Masjid Lautze. ©2016 Lintastoday
Masjid Lautze Bandung dikenal sebagai tempat ikrar syahadat para non muslim menjadi mualaf. Sejak awal berdiri hingga sekarang, sudah terdapat 130 orang yang mengucapkan syahadat di masjid bernuansa oriental tersebut.

"Kurang lebih 130 orang dari awal berdiri dari berbagai etnis dan latar belakang," kata Humas masjid Lautze Bandung, Jesslyn Reyner saat ditemui merdeka.com di masjid Lautze, Bandung, beberapa waktu lalu.

Gadis keturunan Tionghoa yang menjadi mualaf pada tahun 2003 itu bercerita, dari banyak alasan orang memutuskan menjadi mualaf ada satu menurutnya menarik. Yakni saat itu ada non muslim datang dengan sinis menanyakan tentang Islam yang identik dengan kekerasan dan teroris. Akan tetapi, setelah dijelaskan Islam sebenarnya malah dia tertarik dan memutuskan menjadi mualaf.

"Ada yang datang ke sini nanya tentang Islam. 'Kok Islam kaya gitu terlihatnya yang keras-kerasnya, yang sadis-sadisnya'. 'Kenapa saya nonton film zaman dulu membunuh teriaknya Allahu Akbar kenapa?'. Dari situ kita kasih penjelasan karena kita SOP nya sebagai pusat informasi tidak memaksa mereka masuk islam. Jadi kita luruskan Islam berdasarkan Alquran. Akhirnya mereka paham dan mau masuk islam sendiri," ungkapnya.

Jesslyn mengatakan, setelah menjadi mualaf para pengurus masjid pun memberikan pengajaran khusus tentang agama Islam. Namun, kegiatan tersebut dilakukan secara private.

"Karena waktu itu sempet sistem ngajinya bareng-bareng diundang tapi yang datang cuma ustaznya doang. Ternyata kendala nya diwaktu. Jadi kita berubah sistem (private) jadi ternyata lebih efektif lebih mendalam pendekatannya," ujarnya.

Menurutnya untuk mengajarkan para mualaf, masjid Lautze memiliki kurikulum. Di mana pada kurikulum tersebut mewajibkan setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, mualaf belajar dasar-dasar Islam selama 24 jam.

"Tapi nggak mungkin juga 24 jam pada hari itu. Kasian juga yang ngajarin, jadi dipilah-pilah (waktunya) dan akhirnya janjian bisanya kapan belajar babnya apa. Itu mau 15 menit atau 30 menit kalau sama-sama punya waktu silakan," ucap Jesslyn.
KOMENTAR. APA KOMENTAR ANDA?