Rasulullah SAW. ©istimewa
Tetangga merupakan orang-orang yang tinggal dekat dengan kita. Oleh karena itu di dalam Alquran atau pun hadis dianjurkan agar berbuat baik kepada tetangga. Allah berfirman, "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri".Rasulullah SAW bersabda, "Tak bosan-bosannya Jibril mengingatkanku menyangkut tetangga, hingga kupikir ia akan memasukkan mereka ahli waris".
Beliau juga bersabda, "Tidaklah beriman barang sesaat pun di siang hari orang yang tidur kenyang sementara ia tahu tetangganya kelaparan".
Tetangga terdekat Rasulullah adalah ahli suffah. Mereka komunitas muslim yang miskin, lemah, dan tidak punya tempat tinggal, tidur di emperan masjid yang beratap. Nabi Muhammad sangat simpati kepada mereka dan selalu membantu apa yang beliau bisa. Jika mendapat hadiah, terlebih dahulu Rasulullah memberikannya kepada istrinya lalu sisanya untuk mereka.
Tetapi jika berupa sedekah, beliau terlebih dahulu menyerahkannya kepada ahli suffah sebelum keapda orang lain. Beliau juga mendatangi mereka setiap kali salat. Salah satu potret di perlakukan Rasulullah kepada ahli Shuffah dituturkan Abu Hurairah, "Demi Allah yang tiada Tuhan lain kecuali Dia, aku pernah berjalan merangkak di atas tanah karena lapar. Aku juga pernah menyumbat perutku dengan batu karena lapar. Suatu hari, aku duduk di jalan tempat mereka keluar. Tiba-tiba Nabi SAW lewat, tersenyum melihat padaku. Rupanya beliau menangkap apa yang tersurat di wajahku dan yang tersirat di hatiku.
"Abu Hir," beliau memanggilku.
"Saya, Rasulullah".
"Ikut aku!" beliau berlalu, aku membuntuti.
Ketika beliau masuk, aku pun minta izin masuk. Karena diizinkan maka aku pun masuk. Ternyata di dalam ada susu setempayan.
"Dari mana susu ini?"
"Diberi si Fulan," jawab orang-orang.
"Abu Hir," beliau memanggilku
"Saya, Rasulullah".
"Pergilah ke ahli Shiffah, undang mereka ke sini".
Dikutip dari buku Bilik-bilik Cinta Muhammad, karya Nizar Abazhah, ahli Shuffah adalah tamu-tamu Islam. Mereka tak pernah bergantung kepada keluarga, harta, atau siapa pun. Jika Rasulullah mendapat sedekah, beliau berikan seluruhnya kepada mereka tanpa mengambil bagian sedikit pun. Jika mendapat hadiah, beliau ambil sebagian sisanya diserahkan semua kepada mereka dan beliau bergabung dengan mereka.
Begitulah Rasulullah memperlakukan tetangganya. Beliau sangat peduli dengan tetangganya yang sangat membutuhkan. Sebagai umatnya hendaknya kita mengikuti Rasulullah peduli dan selalu berbuat baik kepada tetangga.
0 comments: