Gandeng BNI, anak usaha RNI luncurkan program kemitraan tebu desa penyangga

Gandeng BNI, anak usaha RNI luncurkan program kemitraan tebu desa penyangga

Tuesday, 21 August 2018

Gandeng BNI, anak usaha RNI luncurkan program kemitraan tebu desa penyangga
PT PG Rajawali II luncurkan program tebu penyanggah. ©2018 Lintastoday/istimewa
Anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) yang bergerak dalam sektor agroindustri, PT PG Rajawali II meluncurkan Program Kemitraan Tebu Desa Penyangga dengan Pabrik Gula (PG) Jatitujuh di desa Pilangsari Jatitujuh, Majalengka. Peluncuran dilakukan melalui simbolisasi penyerahan kredit permodalan (KUR Tebu) bantuan permodalan kepada perwakilan Petani.

Direktur Pengendalian Usaha RNI, Agung P. Murdanoto mengatakan, program ini merupakan wujud nyata kepedulian PT PG Rajawali II sebagai anak perusahaan BUMN terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tinggal dan bersentuhan langsung dengan kebun tebu PG Jatitujuh, Majalengka.

"Program Kemitraan Tebu kami gagas sebagai bentuk tanggung jawab sosial terhadap lingkungan dan masyarakat. Diharapkan, program ini dapat memberikan nilai tambah bagi pendapatan masyarakat sekitar dan meningkatkan hubungan baik antara perusahaan dengan Pemerintah Daerah setempat dan stakeholder lainnya," ungkap Agung dikutip keterangannya di Jakarta, Senin (20/8).

Direktur Utama PT PG Rajawali II, Audry Jolly Lapian yang akrab disapa Jolly mengatakan, melalui program ini masyarakat yang tinggal di desa-desa penyangga memiliki peluang untuk mengelola lahan dan menanam tanaman tebunya sendiri.

"Lahan yang dikelola harus ditanami tebu untuk swasembada gula nasional. Selain itu kegiatan ini akan terus dilakukan pengawalan dan pembinaan oleh petugas bagian tanaman untuk memudahkan transfer pengetahuan budidaya tebu kepada Petani Mitra."

Guna memastikan aspek pendanaan, PT PG Rajawali II melakukan sinergi dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI). Peserta program kemitraan akan mendapat fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) Tebu dari BNI senilai maksimal Rp 50 juta untuk setiap masa tanam.

Jolly mengatakan, saat ini PG Jatitujuh memiliki luas area sekitar 12.000 Ha dan berbatasan langsung dengan 22 Desa Penyangga yang lokasinya terbagi di dua Kabupaten, yaitu 11 desa di wilayah Kabupaten Majalengka dan 11 desa di wilayah Kabupaten Indramayu. Dari 22 desa tersebut 15 desa telah memastikan keikutsertaan dalam program Kemitraan Tebu, terdiri dari 9 desa dari wilayah Majalengka dan 6 desa dari wilayah Indramayu.

"Jumlah pengajuan yang telah terdaftar sebanyak 717 Kepala Keluarga (KK), 616 KK di antaranya telah lolos BI Checking dan 55 KK yang sudah disetujui menjadi mitra, semuanya berasal dari Majalengka. Tiap mitra akan mengelola maksimal 2 ha lahan tebu. Ke depannya akan launcing juga untuk wilayah Indramayu. Untuk wilayah Indramayu telah terdaftar 435 pengajuan sebagai mitra," ungkap Jolly.

Jolly berharap program ini dapat meningkatkan rasa peduli masyarakat terhadap keberlangsungan perkebunan PG Jatitujuh, dengan begitu masyarakat akan turut serta menjaga keberadaannya sehingga meminimalisir aksi-aksi penyerobotan lahan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab, seperti yang marak terjadi belakangan ini di HGU PG Jatitujuh.
KOMENTAR. APA KOMENTAR ANDA?

Apa komentar dan tanggapan Anda dari berita di atas?

Emoticon